Skip to main content

Posts

Showing posts from 2022

Kali Ini Mendukung Messi

Tangkapan layar dari Story Instgram Mario Gotze. Messi sebelah kiri ketika kalah dari Jerman di Piala Dunia 2014. Messi sebelah kanan ketika menjuarai Piala Dunia 2022. Jakarta, Juli 2010 silam. Saya teringat pertandingan perempat final Piala Dunia antara Jerman dengan Argentina. Waktu itu saya bersorak girang ketika Thomas Muller dan kawan-kawan menang empat gol tanpa balas melawan pasukan Diego Maradona. Saya menang taruhan. Dan saya tak peduli dengan Messi waktu itu, yang beberapa bulan sebelumnya baru meraih ballon dor pertamanya. Empat tahun kemudian, 2014 di Jakarta, saya kembali bersorak girang atas kemenangan besar Jerman melawan Brasil. Sampai akhirnya Pasukan Bavaria menjadi juara, setelah melalui pertandingan alot melawan Argentina. Saya masih tak peduli pada Messi, walaupun sempat terharu ketika melihat foto legendarisnya, yang menatap piala dunia saat mendapatkan gelar pemain terbaik. Mulai 2016 hingga menjelang 2018, saya yang sudah keranjingan main Fifa mulai memperhatik

Mendaki Gunung Abang

Gunung Abang adalah gunung tertinggi ketiga di Bali, setelah Gunung Agung dan Gunung Batukaru. Tingginya 2.152 meter di atas permukaan laut (mdpl). Namanya kalah tenar dibandingkan dengan Gunung Batur, gunung tetangganya, yang berlokasi dalam satu kawasan di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Lereng Gunung Abang di Kintamani, Bali Wilayah Kaldera Batur di Bali tempoat Gunung Abang berada. Peta Gunung Abang dengan keterangan tempat-tempat di sekitarnya. Awalnya Berniat Mendaki Sendiri Saya sebenarnya ingin mendaki ke Gunung Abang sendiri. Karena beberapa hari sebelumnya, tak ada satu teman pun yang bersedia ikut serta. Sementara di atas kertas, saya memperkirakan jalur pendakiannya jelas. Yaitu menyusuri gigirannya saja, dengan kemungkinan tersesat yang kecil. Sehari sebelum berangkat, dua orang rekan saya tertarik ikut serta. Mereka adalah Remon Arya dan Bagus Andika. Dua orang software engineer, rekan saya di kantor. Yang sebelumnya tak pernah mendaki gunung. Tapi mereka cukup ra

Kopi Petang

Buah kopi yang masih hijau di salah satu kebun. Hujan turun ketika saya baru saja melalui Jembatan Bangkung, perbatasan dua desa di Kecamatan Petang, di Kabupaten Badung : Desa Pelaga dan Desa Belok Sidan. Lalu pemandangan sawah dan kebun kembali membentang di sepanjang jalur perjalanan. Puncak-puncak bukit diselimuti kabut. Kemudian, saya mengarahkan mobil untuk masuk dan parkir di halaman sebuah rumah yang asri. Saat itu adalah selepas siang di akhir pekan. Saya mengajak Asa, istri saya, berkunjung ke Belok Sidan. Ke sebuah warung kopi, yang berdampingan dengan kebun kopinya. Tempat yang saya rasa menarik. Konon, kebun kopi di daerah ini adalah kebun-kebun penghasil arabika pertama di Bali. Lebih awal dari Kopi Kintamani yang terkenal itu. Di bawah naungan payung, kami bergegas masuk ke dalam. Lalu duduk di salah satu teras untuk menikmati suara gemericik hujan yang tak terlalu deras. Udara yang sedikit berkabut terasa bertambah dingin. Secangkir cappucino , segelas teh melati, dan b

Tenganan

Saya tiba di sebuah desa tua ketika hari beranjak sore. Jalanan beraspal yang saya tempuh telah berakhir. Berujung di desa tua itu, desa yang bernama Tenganan. Yang berlokasi di antara perbukitan hijau. Saat itu, langit terlihat berselimutkan awan-awan mendung.  Desa Tenganan Pegringsingan. Tenganan adalah sebuah desa di Kecamatan Manggis, di Kabupaten Karangasem, Bali. Yang menjadi spesial dari desa ini adalah ia merupakan desa tradisional. Yang masih dominan mempraktikkan cara-cara hidup warisan leluhurnya dari masa silam. Penduduk Desa Tenganan adalah masyarakat Bali Aga, yaitu sub suku Bali yang dianggap sebagai Bali yang asli. Kadang disebut juga sebagai Bali pegunungan. Mereka telah ada atau datang ke Pulau Bali sebelum era migrasi Hindu Jawa dari Majapahit. Majapahit menguasai Bali pada abad ke-14. Mendung yang seharian ini bergelayut akhirnya menurunkan hujannya. Saya yang datang bersama rombongan keluarga buru-buru ke loket masuk. Untuk berteduh sekaligus meminta izin akan jal

Puncak Mangu

Salah satu gunung yang ada di Bali adalah Gunung Catur. Merupakan gunung tertinggi keempat di Pulau Dewata. Tingginya 2.096 meter dari atas permukaan laut (mdpl). Namanya tidak begitu dikenal, bahkan oleh masyarakat Bali sendiri. Tapi jika menyebut titik tertingginya yang bernama Puncak Mangu, maka akan lebih banyak orang yang tahu. Atau setidaknya pernah mendengar nama tersebut. Puncak Mangu di Gunung Catur Wilayah pegunungan Bali bagian tengah di mana Gunung Catur berada. Peta Gunung Catur dengan Puncak Mangu dan titik-titik awal pendakiannya. Nama Puncak Mangu lebih dikenal dari nama gunungnya karena berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Bali. Di mana sebuah pura berjenis kahyangan jagat ada di sana. Pura Puncak Mangu dengan beberapa pelinggih di puncak gunung, dan Pura Penataran Puncak Mangu yang lebih luas di lerengnya. Kerajaan Mengwi Alkisah pada abad ke-18, Bali terbagi menjadi kerajaan-kerajaan kecil tersebar di berbagai wilayah. Salah satunya adalah Kerajaan Mengwi, yang