Titip Rindu untuk Ibu


Kamis siang kemarin, tiba-tiba aku rindu. Aku sempat membaca salah satu majalah milik seorang kawan di Jakarta. Yang pelan-pelan kubaca di sela-sela lelah dan suntuknya pikiran melihat bisingnya kota.
Katanya kita bukanlah cengeng jika dekat dengan ibu. Tapi, dekat yang berarti mencintai. Kita sudah dewasa, dan sepertinya cukup bijak untuk memahami.
Teringat aku, atau kita. Yang tentunya jarang bersua padanya ketika sudah beranjak dewasa. Maka disarankanlah kita untuk menyempatkan menelepon setidaknya dua kali dalam sepekan kepada ibu.
Cukup aneh. Mungkin membosankan. Bosan mendengar ocehan yang selalu mengingatkan kita untuk menjaga kesehatan. Ataulah kecerewetan yang hanya mengingatkan kita untuk makan. Atau hal-hal lain yang sekiranya tidak begitu penting.
Tapi sebaiknya kulakukan, dan semoga kita lakukan. Dinikmati saja. Karena esok atau lusa, ketika ia telah tiada, kita akan merindukannya. []

Jakarta, Juli 2008